Minat membaca puisi di kalangan murid sekolah menunjukkan tren penurunan yang cukup situs neymar88 signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Padahal, puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang kaya akan nilai estetika, emosi, dan cara berpikir kritis. Menurunnya ketertarikan terhadap puisi ini menjadi perhatian para pendidik dan pemerhati budaya karena berpotensi mempengaruhi kemampuan literasi dan apresiasi seni anak muda. Banyak faktor yang menjadi penyebab utama dari fenomena ini.
Perubahan Gaya Hidup dan Teknologi Digital
Perkembangan teknologi digital dan media sosial mempengaruhi cara generasi muda mengonsumsi informasi dan hiburan. Konten yang cepat, visual, dan mudah dicerna lebih diminati dibandingkan dengan karya sastra yang memerlukan konsentrasi dan refleksi mendalam seperti puisi. Selain itu, gaya hidup serba cepat membuat siswa kurang sabar untuk menikmati keindahan bahasa dan makna tersembunyi dalam puisi.
Baca juga: Mengapa Generasi Muda Mulai Jauh dari Dunia Sastra?
Selain itu, metode pengajaran sastra di sekolah juga dianggap kurang menarik dan tidak relevan dengan pengalaman sehari-hari siswa. Kurikulum yang padat dan fokus pada nilai ujian membuat pembelajaran puisi sering kali dianggap sebagai beban, bukan sebagai sesuatu yang menyenangkan dan menginspirasi.
-
Dominasi media digital yang menyediakan hiburan cepat dan mudah dicerna.
-
Kurangnya inovasi dalam metode pengajaran puisi di sekolah.
-
Minimnya pemahaman siswa terhadap bahasa dan simbolisme puisi.
-
Stigma puisi dianggap kuno atau sulit dipahami oleh sebagian besar murid.
-
Kurangnya kegiatan atau komunitas yang mendorong minat baca dan apresiasi puisi secara aktif.
Penurunan minat membaca puisi bukan hanya soal kesukaan, tapi juga berkaitan dengan cara kita mengenalkan seni dan budaya kepada generasi muda. Untuk membalikkan tren ini, dibutuhkan pendekatan baru yang lebih kreatif dan relevan agar puisi kembali menjadi jembatan untuk mengekspresikan perasaan dan mengasah imajinasi siswa. Tanpa upaya tersebut, potensi besar puisi sebagai media edukasi dan pengembangan diri akan semakin terpinggirkan